Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pola Asuh Otoriter: Pengertian, Ciri-Ciri dan Dampak Negatif Terhadap Anak

Dalam artikel sebelumnya, udah dibahas tentang empat pola asuh anak menurut Baumrind. Kalo menurut Moms semua, manakah pola asuh terbaik?

Pola asuh otoriter adalah salah satu pola asuh yang masuk ke dalam kategori pola asuh Baumrind. Sebenernya dari kata otoriter aja, aku merasa kalo pola asuh ini bukan pola asuh terbaik untuk anak-anak.

Moms semua pasti udah tau bahwa dalam proses pembentukan kepribadian dan perkembangan anak, peran pola asuh yang tepat sangatlah penting. Pola asuh yang baik akan membantu membentuk anak menjadi pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, dan berempati. 

Sebaliknya, pola asuh yang buruk juga bisa dapat berdampak negatif pada perkembangan anak dan membawa konsekuensi jangka panjang yang tidak diinginkan. 

Oleh karena itu, sebagai orangtua, kita perlu memahami dengan baik tentang pola asuh yang ideal untuk anak-anak kita.

Dalam artikel kali ini, ayo cari tahu bersama tentang pengertian pola asuh otoriter, ciri-ciri dan juga dampak negatifnya terhadap anak-anak kita yuk!

Pengertian Pola Asuh Otoriter Menurut Para Ahli

pengertian otoriter

Apa sih arti sebenarnya dari pola asuh otoriter? Ini dia beberapa pengertian pola asuh otoriter menurut para ahli:

  • Pola asuh otoriter menurut Ayun (2017) adalah pola pengasuhan yang menggunakan kepemimpinan otoriter sebagai metode dalam mendidik anak. Orang tua dalam pola ini cenderung memiliki perilaku yang keras dan diskriminatif, memberikan aturan dengan ketat, dan membatasi kebebasan anak.
  • Sedangkan menurut Aas (2021) menjelaskan bahwa dalam pola asuh otoriter, orang tua menekankan kedisiplinan yang tinggi, menuntut anak untuk patuh, memberlakukan hukuman ketika aturan dilanggar, dan mengontrol anak secara ketat. Hal ini dapat membuat anak berkembang menjadi kaku, sulit beradaptasi, tidak percaya diri, dan cenderung menunjukkan perilaku agresif.
Jadi siapa nih yang menerapkan pola asuh otoriter terhadap anaknya? Masih bingung tentang pola asuh otoriter? Coba kita cek lagi 5 ciri pola asuh otoriter di bawah ini, ya.

5 Ciri Pola Asuh Otoriter

Apa saja ciri pola asuh otoriter

1. Tidak Fleksibel

Orangtua yang menerapkan pola asuh otoriter cenderung nggak fleksibel dalam menanggapi kebutuhan dan keinginan anak. Dibanding memberikan ruang untuk anak berekspresi dan berkembang secara alami, orangtua yang otoriter cenderung mengedepankan kepatuhan anak nih.

2. Kurang Komunikasi

Komunikasi yang terjalin antara orangtua dan anak dalam pola asuh otoriter cenderung terbatas. Orangtua lebih sering memberikan instruksi tanpa memberikan kesempatan bagi anak untuk berbicara atau menyampaikan pendapatnya.

3. Ketakutan

Anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh otoriter cenderung hidup dalam ketakutan akan hukuman atau penilaian negatif dari orangtua. Hal ini tentu aja bisa menghambat perkembangan kepercayaan diri dan kemandirian anak.

4. Kurangnya Empati

Orangtua yang menerapkan pola asuh otoriter seringkali kurang memperhatikan perasaan dan kebutuhan emosional anak. Mereka lebih fokus pada kepatuhan dan keberhasilan secara prestasional, tanpa memperhatikan aspek psikologis dan emosional anak.

5. Ketergantungan

Anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh otoriter cenderung mengalami ketergantungan pada otoritas orangtua. Kemungkinan di masa depan, anak anak ini akan kesulitan mengambil keputusan sendiri dan menghadapi tantangan hidup tanpa bantuan dari orangtua.

Dampak Negatif Pola Asuh Otoriter Terhadap Anak

dampak buruk pola asuh otoriter

Abis baca beberapa ciri di atas, kayanya pola asuh otoriter ini nggak punya banyak sisi positif ya? Iyes, kayanya bener banget sih, pola asuh otoriter memang punya beberapa dampak negatif yang signifikan pada perkembangan anak. Ini dia beberapa dampak negatif pola asuh otoriter terhadap anak:

  • Rendahnya Kemandirian: Anak akan cenderung kurang mandiri dalam mengambil keputusan dan menghadapi masalah sehari-hari karena sudah terbiasa bergantung pada orangtua.
  • Kurangnya Kemampuan Menyelesaikan Konflik: Karena nggak diajarkan cara yang tepat untuk berkomunikasi dan bernegosiasi, kemungkinan anak bisa kesulitan saat menyelesaikan konflik dalam hidupnya secara sehat.
  • Rendahnya Kepuasan Hidup: Anak mungkin merasa tidak puas dengan hidupnya karena kurangnya ruang untuk berekspresi dan mengembangkan minat serta bakatnya.
  • Rendahnya Kesejahteraan Emosional: Nggak jarang, anak dibawah pola pengasuhan ini akan mengalami stres dan kecemasan akibat tekanan dan kontrol yang berlebihan dari orangtua.
  • Rendahnya Prestasi Akademis: Anak mungkin mengalami kesulitan dalam belajar dan meraih prestasi akademis karena kurangnya dukunga positif yang diberikan oleh orang tua.

Dampak apa yang akan terjadi pada anak jika pola asuh dalam keluarga itu kurang baik?

Setelah baca-baca tentang ciri dan dampak negatif dari pola pengasuhan otoriter, menurut Moms semua, apakah pola asuh otoriter adalah pola pengasuhan terbaik?

Kalo menurut aku sendiri sih, pola asuh otoriter akan menumbuhkan rasa disiplin yang tinggi pada anak, tapi nantinya si anak malah cenderung "jauh" dari orangtuanya. Karena orangtuanya memilih untuk selalu bertindak keras dan tegas.

Sebagai orangtua milenial yang jaman kecilnya udah mengalami jenis pola asuh otoriter ini, aku dan suami sih sepakat untuk nggak menerapkan pola asuh ini ke anak-anak.

Kalo diliat-liat sepertinya lebih banyak dampak negatifnya ya dibanding dampak positifnya. Apalagi anak-anak gen Alpha juga punya sifat dan kebiasaan yang berbeda dengan generasi milenial. Terutama pada masuknya teknologi dalam kehidupan sehari-hari, ya.

Kebetulan, kemarin aku baru aja nonton salah satu netflix documentary yang bisa banget menjadi contoh kasus pola asuh otoriter, selengkapnya bisa kamu baca di sini: Tragedi Pembunuhan Orang Tua Jennifer Pann.

Jadi, menurut aku sendiri, pola asuh otoriter kurang cocok nih kalo diterapkan untuk Una dan Abang. Nanti kita bahas di artikel tentang jenis pola asuh lain berikutnya, jangan lupa untuk terus mampir ke blog ini yaaa~

Posting Komentar untuk "Pola Asuh Otoriter: Pengertian, Ciri-Ciri dan Dampak Negatif Terhadap Anak"