5 Tahun Menjadi Wakorlas, Banyakan Suka atau Duka-nya?
Alhamdulillah, tahun ini, mama Dian lulus! Bukan, bukan lulus sekolah, kuliah ataupun kursus. Tapi lulus menjadi Wakorlas kelas Una. Ahahahahahahahahahahahaha *Bikin selametan* Karena dah lulus dari jabatan Wakorlas selama 5 tahun di sekolah Una, boleh dong spill spill dikit tentang suka duka menjadi Wakorlas? *Semoga ga ada OTM kelas Una yang baca :p*
Wait, kretekin jari dulu, karena dah lama nih mama Dian ga bikin postingan curhat. K, let's go~
Apa itu Wakorlas?
Wakorlas adalah singkatan dari Wakil Koordinator Kelas. Biasanya Wakorlas beranggotakan orangtua murid yang bertugas mewakili komunikasi antara wali kelas dan orang tua murid.
Jadi, untuk mempermudah komunikasi, biasanya wali kelas menghubungi wakorlas untuk menyampaikan pesan kepada semua orang tua murid di satu kelas.
Wakorlas bisa juga menjadi jubir dari orang tua murid di kelas, jika ada hal yang perlu ditanyakan langsung ke wali kelas ataupun sekolah. WOTK atau Wakil Orang Tua Kelas juga menjadi sebutan lain dari Wakorlas.
Apa bedanya Wakorlas dan Komite?
Kalo menurut aku sendiri, komite itu kedudukannya lebih dekat dengan pihak sekolah. Komite juga punya andil dalam memberi masukan dan penyelenggaraan kegiatan sekolah. Sedangkan Wakorlas, tugasnya cukup dalam ruang lingkup kelasnya sendiri aja.
Kayanya sih gitu, ya? Kebetulan aku sendiri nggak bergabung dengan Komite Sekolah SD. Jadi Korlas aja udah riweuh, gimana mau jadi komite😅 Eh dulu pernah jadi Komite TK sih, tapi ruang lingkupnya super kecil, jadi rasanya nggak beda dengan wakorlas di SD.
Suka Duka Menjadi Wakorlas
Ini dia bagian paling seru, jadi apa aja sih suka duka menjadi Wakorlas?
Disclaimer: semua tulisan ini ditulis berdasarkan pengalaman aku sendiri, namun sebisa mungkin aku masih mencoba untuk objektif dalam penulisannya.
1. Lebih mudah dalam berkomunikasi dengan Wali Kelas dan lebih dekat dengan anak-anak
Untuk mempermudah urusan kelas, biasanya wali kelas akan menghubungi wakorlas terlebih dahulu. Wakorlas pun biasanya jadi orang pertama yang tahu informasi seputar kegiatan-kegiatan sekolah anak-anak.
Sebagai perwakilan orang tua murid, wakorlas biasanya juga selalu hadir untuk mendampingi anak-anak disetiap kegiatan sekolah. Jadi mau nggak mau bakal sering terus ketemu anaknya disetiap kegiatan sekolah😁
2. Harus selalu siap sedia menyediakan waktu, tenaga dan uang
Berbeda sama orang tua murid lain yang nggak punya kewajiban untuk mendampingi anaknya di setiap kegiatan, wakorlas tentu saja wajib mendampingi kelas sebagai perwakilan orang tua murid di setiap kegiatan anak-anak.
Jadi tentunya harus selalu siap sedia waktu, tenaga dan uang (buat ongkos bensin atau ojek online pulang-pergi ke sekolah :)
3. Rentan disalahkan jika tidak bisa memenuhi ekspektasi orang tua murid
Ini yang paling sedih sih. Hehehehehehehehehehehe. Tentunya, orang tua murid memiliki ekspektasinya sendiri terhadap wakorlas. Sebagai perwakilan orang tua murid, wakorlas harus mampu menyampaikan informasi dengan efektif dan efisien serta memberikan yang terbaik untuk kelas dan semua murid di kelas.
Tapi sebagai manusia biasa, kadang wakorlas nggak mampu memenuhi ekspektasi tersebut. Terutama karena terbatasnya waktu dan tenaga. Nggak jarang, wakorlas kena kritik (super pedes karet 2) dari OTM. Hehehe.
Apa yang harus dipersiapkan saat menjadi Wakorlas?
1. Waktu, Tenaga, Uang, Pikiran, Jiwa, Raga
Waktu, tenaga dan uang ini hal yang bener-bener harus dipersiapkan saat kamu terpilih sebagai wakorlas. Nggak jarang ada working mom yang tadinya terpilih jadi wakorlas, kemudian mengundurkan diri karena seringnya jadwal kegiatan anak-anak bertabrakan dengan jam kerja kantor.
Pikiran dan Jiwa juga mesti dipersiapkan sebaik mungkin. Karena nggak jarang wakorlas harus menyiapkan ide-ide untuk kelas dan kegiatan-kegiatan tambahan kelas seperti perayaan ulang tahun guru, hadiah kenang-kenangan guru dan lain sebagainya.
2. Kesabaran seluas galaksi (bukan samudra lagi)
Terutama dalam menghadapi OTM yang nggak puas dengan kinerja wakorlas. Makanya, para wakorlas tolong tau diri ya, tolong kerja ngurusin kelas yang bener, kalian tuh udah digaji pake pahala! Eits, becandyaaaaaa~
But yessss, tolong dipersiapkan stock kesabarannya karena pasti ada aja hal-hal yang menguras emosi dan pikiran :')
3. Skill Komunikasi
Miskom biasanya selalu menjadi penyulut perpecahan di antara kitaaaaaaah. Jadi meningkatkan skill komunikasi sebagai seorang wakorlas tuh penting pake banget.
Terutama saat mengumumkan atau menyampaikan sesuatu ke khalayak ramai via komunikasi langsung maupun group chat, dibutuhkan pemilihan kata yang baik agar tujuan komunikasi tercapai dengan baik dan tidak memunculkan kesalahpahaman yang akan berujung dengan keributan.
Lebih harus ati-ati milih kata kata di grup chat sih yaaa, karena kadang ketikan tangan dan komunikasi langsung, berasa banget bedanya. Jangan sampai miskom pokoknya yaaaaaa!
4. Ketelitian dan Kehati-hatian
Nah ini juga penting banget. Terutama untuk yang bersinggungan dengan uang. Ati ati saat mengkomunikasikan dan menghitung atau membuat laporan keuangan yang menyangkut dana dari orang banyak. HARUS HATI HATI BANGET POKOKNYA (Maaf capslock, pengaruh dari pengalaman pribadi soalnya)
5. Belajar Ikhlas dan Don't Expect Too Much
Harus diingat, jadi wakorlas emang nggak dibayar pake uang, tapi pake PAHALA! Oleh karena itu, harus selalu ikhlas setiap menjalankan semua tugas. Plus nggak usah deh mengharapkan sesuatu yang nggak pasti, seperti pengertian dari OTM lain atau ucapan terima kasih. Harus di bold, italic plus capslock, IKHLAS adalah koentji!
Wah 5 tahun nih ya. Cukup lama sih itu, Kak apalagi menjadi wakorlas harus bisa mengatur waktu
BalasHapus