Tragedi Pembunuhan Orang Tua Jennifer Pann: Dampak Buruk Tiger Parenting
Siapa Buibu di sini yang suka Netflix-an untuk mengisi waktu luang? Beberapa waktu lalu, aku nonton salah satu dokumenter pembunuhan di Netflix yang berjudul "What Jennifer Did".
Abis nonton ini langsung berpikir ulang tentang penerapan pola asuh otoriter dan tiger parenting kepada seorang anak, yang ternyata dampaknya sangat amat membahayakan untuk perkembangan anak tersebut.
Emang se-membahayakan apa sih kombinasi dari pola asuh otoriter dan tiger parenting ini? Yuk, simak dulu review "What Jennifer Did" di bawah ini!
Apakah pola asuh otoriter adalah penyebab Jennifer melakukan hal buruh kepada orang tuanya?
Review Netflix Murder Documentary: "What Jennifer Did"
Tayangan dokumenter ini dibuka dengan suara Jennifer yang terdengar panik saat menelpon 911. Dengan suara ketakutan dia melaporkan adanya penyusup di rumahnya yang kemudian membunuh ayah dan ibunya. Beruntungnya, Jennifer Pann selamat dari penembakan karena menurut pendapatnya, ia cukup kooperatif mendengarkan perintah penyusup tersebut.
Setelah panggilan telepon tersebut, polisi segera meluncur ke rumah keluarga Pann. Di rumah yang sangat berantakan tyersebut polisi menemukan ibu Jennifer dalam keadaan meninggal dunia, untungnya ayah Jennifer, masih hidup dengan luka tembak di kepala yang kemudian berhasil diselamatkan dengan operasi walaupun dalam keadaan koma.
Awalnya, polisi menganggap pengerangan kepada keluarga Pann merupakan penyerangan acak atau salah sasaran. Jennifer pun di interogasi, dalam rekaman interogasinya, Jennifer terlihat sangat amat terpukul atas kejadian tersebut dan juga ketakutan.
Polisi yang awalnya tidak menaruh kecurigaan apapun pada Jennifer dalam interogasi pertama, mulai menaruh curiga ketika mengetahui bahwa mantan pacar Jennifer yang tidak direstui oleh orang tuanya, merupakan seorang pengedar narkoba.
Polisi pun melakukan panggilan interogasi ke dua dan menguak fakta tentang hubungan Jennifer dan Daniel Wong yang tidak pernah mendapatkan restu dari orang tuanya. Selain itu, diketahui pula bahwa Jennifer telah menipu orang tuanya selama 2 tahun tentang kuliahnya.
Ayahnya menginginkan Jennifer untuk kuliah di bidang apoteker, namun nilai Jennifer tidak sanggup untuk menyelesaikan pendidikan tersebut. Ia pun memalsukan semua dokumen perkuliahannya menggunakan photoshop untuk melengkapi kebohongannya.
Sayangnya, kebohongan tersebut terbongkar, orang tua Jennifer mengerahui bahwa ia berbohong dna menghukumnya dengan mengurung Jennifer di rumah dan meminta Jennifer untuk mengembalikan semua uang kuliah yang telah diberikan orang tuanya.
Walaupun telah mendapatkan fakta baru, sayangnya polisi tidak bisa mendapatkan bukti untuk menangkap Jennifer. Saat penyidikan dirasa menemui jalan buntu, tiba-toba ayah Jennifer bangun dari koma dan membnerikan kesaksian yang mengejutkan.
Setelah sebelumnya Jennifer bersaksi bahwa ia diikat di lantai 2 selama orang tuanya dibunuh di lantai 1. Ternyata ayah Jennifer sempat melihat Jennifer menuruni tangga dari lantai 2 dan berbincang santai dengan para pembunuhnya.
Dari kesaksian tersebut, akhirnya polisi memangil Jennifer untuk kali ketiga dan meminta Jennifer mengakui perbuatannya. Jennifer akhirnya mengakui bahwa ia meman telah memanggil pembunuh bayaran, namun menyangkal bahwa ia menyewa mereka untuk membunuh orangtuanya.
Rencana awalnya, ia meminta pembunuh bayaran untuk membunuhnya, namun semuanya kemudian tidak berjalan sesuai rencana.
Apakah Jennifer berkata jujur? Tentu saja tidak. Polisi pun menemukan bukti percakapan antara Daniel dan Jennifer. Daniel memperkenalkan pembunuh bayaran tersebut kepada Jennifer.
Walaupun Jennifer tetap tidak mengakui kesalahannya hingga akhir persidangan, hakim tetap menyetakan ia bersalah dan menghukumnya selama 25 tahun penjara. Fakta mencengangkan lainnya, ternyata ini bukan kali pertama Jennifer menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh orang tuanya.
Dan fakta menyedihkan lainnya, ucapan terakhir ibu Jennifer kepada pembunuhnya sebelum ia ditembak mati adalah "Tolong jangan sakiti putriku.."
Posting Komentar untuk "Tragedi Pembunuhan Orang Tua Jennifer Pann: Dampak Buruk Tiger Parenting"
Terima kasih telah membaca Adriana Dian Blog❤︎ Wish you have a happy day!