Pola Asuh Demokratis: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Dampak Penerapannya Kepada Anak
Udah baca belum, postingan sebelum ini tentang contoh kasus pola asuh otoriter dari kisah nyata pembunuhan berencana seorang anak kepada orang tuanya? Dari kasus Jennifer Dunn, sebagai orang tua aku jadi banyak belajar tentang buruknya pola asuh otoriter dan tiger parenting kepada seorang anak.
Pola asuh adalah salah satu hal yang sangat penting dalam perkembangan anak. Seperti yang disampaikan oleh Baumrind, selain pola asuh otoriter, juga terdapat pola asuh demokratis.
Aku punya feeling yang bagus nih tentang pola asuh demokratis ini. Yuk, cari tahu lebih banyak mengenai pengertian, ciri-ciri, serta dampak penerapan pola asuh demokratis terhadap perkembangan anak dalam artikel kali ini, yaaaa~
Berbeda dengan pola asuh otoriter yang menekankan bahwa orang tua lah si pemegang kendali dalam hidup anaknya, pola asuh demokratis memberikan ruang bagi anak untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan.
Orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis memberikan kesempatan kepada anak untuk menyatakan pendapat dan memiliki hak yang sama dalam proses pengambilan keputusan dalam keluarga.
Emang anak-anak bisa mengambil keputusan yang tepat dalam hidupnya? Okei, sebelum kita membahal lebih lanjut tentang pola asuh demokratis, yuk ketahui dulu apa sih dampak positif bagi anak saat kita memberikan keleluasaan kepada mereka untuk mengambil keputusannya sendiri saat menyelesaikan suatu masalah.
1. Meningkatkan Kemandirian
Saat anak diberikan keleluasaan untuk mengambil keputusan sejak kecil, mereka bisa belajar untuk mandiri dan mengenal konsekuensi dari setiap keputusan yang diambil. Hal ini tentunya bisa memperkuat kemandirian mereka dalam menghadapi berbagai situasi di masa depan.
2. Membangun Rasa Percaya Diri
Anak-anak juga akan merasa dihargai dan memiliki kontrol atas hidup mereka, saat diberi kelonggaran untuk mengambil keputusan sendiri. Mereka akan merasa memiliki kemampuan untuk membuat keputusan yang tepat dan menghadapi tantangan dengan percaya diri.
3. Mengembangkan Kemampuan Penyelesaian Masalah
Dengan terbiasa mengambil keputusan sejak kecil, anak akan terlatih untuk memecahkan masalah. Anak-anak juga akan belajar mempertimbangkan berbagai faktor dan konsekuensi sebelum membuat keputusan.
4. Meningkatkan Kreativitas Anak
Bayangin deh saat anak dalam keadaan terdesak untuk mengambil keputusan dalam suatu masalah, tentunya otak mereka juga akan berkembang dengan mengeksplorasi ide-ide baru dan mencoba hal-hal yang berbeda. Kesempatan ini bisa menjadi ruang bagi anak-anak untuk bereksperimen dan mengekspresikan diri tanpa takut akan penilaian.
5. Mengurangi Rasa Takut akan Kegagalan
Saat anak dibiasakan untuk mengambil keputusan sejak kecil, anak juga akan belajar bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar dan tidak selalu menjadi sesuatu yang negatif. Dari kegagalan, mereka bisa lebih berani untuk mencoba hal-hal baru dan mengambil risiko.
Gimana? Udah setuju kan kalo ternyata memberi anak keleluasaan untuk mengambil keputusannya sendiri merupakan hal terbaik untuk mereka?
Nggak usah takut mereka salah atau kalah, karena dari dua hal tersebut yakin deh banyak hal baik lainnya yang bisa mereka pelajari sebagai bekal menjalani hidup. Tsailah~
Yang perlu dicatat, membiarkan anak mengambil keputusan dalam hidupnya tidak berarti kita sebagai orang tua akan kehilangan peran otoritasnya, namun lebih kepada memberikan kebebasan kepada anak untuk mengemukakan pendapat serta lebih dihargai dalam proses pengambilan keputusan.
Yuk balik lagi ke pembahasan tentang pola asuh demokratis!
Ciri-Ciri Pola Asuh Demokratis
Ini dia beberapa ciri penerapan pola asuh demokratis:
- Komunikasi Terbuka: Orang tua dan anak dapat berkomunikasi secara terbuka tanpa adanya rasa takut menyampaikan pendapat.
- Memberi Kesempatan: Anak diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan dirinya sendiri.
- Batasan yang Jelas: Meskipun kita memberikan kebebasan kepada anak, namun tetap ada batasan yang jelas supaya anak-anak memahami konsekuensi dari setiap tindakan yang diambil.
- Menerima Perbedaan: Orang tua harus bisa menerima dan menghargai perbedaan pendapat serta keinginan anak tanpa memaksakan kehendak.
Dampak Penerapan Pola Asuh Demokratis Terhadap Anak
Penerapan pola asuh demokratis tentunya punya dampak positif terhadap perkembangan anak, yaitu:
- Meningkatkan Kemandirian: Anak-anak bisa jadi lebih mandiri karena diberi kesempatan untuk mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas tindakannya.
- Membangun Kepercayaan Diri: Dengan merasa dihargai dan didengar, anak juga bisa memiliki kepercayaan diri yang lebih baik dalam menyatakan pendapat dan menghadapi berbagai situasi.
- Mengembangkan Kemampuan Sosial: Melalui proses diskusi dan pengambilan keputusan bersama, anak belajar untuk berinteraksi dan menghargai pendapat orang lain.
- Mengurangi Konflik: Lewat komunikasi dan toleransi akan adanya perbedaan, konflik antara orang tua dan anak dapat diminimalisir.
Pola asuh demokratis merupakan pendekatan yang memberikan kesempatan kepada anak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dalam keluarga. Lewat komunikasi terbuka, pemberian kesempatan, dan toleransi atas perbedaan, anak bisa tumbuh lebih baik.
Selain pola asuh demokratis, ada yang udah tau belum tentang pola asuh permisif yang juga digagas oleh Baumrind? Cari tahu dalam blog ini ya!
Posting Komentar untuk "Pola Asuh Demokratis: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Dampak Penerapannya Kepada Anak"
Terima kasih telah membaca Adriana Dian Blog❤︎ Wish you have a happy day!