Dear Mama, Yuk Kita Dukung #PintarnyaBeda Anak-Anak Kita!
Inget nggak sih Mam, jaman kita kecil dulu? Anak anak yang dibilang pintar itu adalah anak-anak yang berprestasi secara akademik. Anak-anak yang dapat ranking di sekolah. Oleh karena itu jaman aku kecil dulu, aku selalu mati-matian dapetin ranking paling nggak 5 besar waktu SD dulu, itu karena aku punya kakak yang selalu ranking 1 pas SD. Pas kakak aku masuk SMP negeri favorit, akupun mati-matian ngikutin jejaknya, pas kakak masuk SMA favorit, akupun juga ikut mati-matian masuk ke situ. Aku mulai nyoba 'berontak' waktu pemilihan jurusan di SMA dulu. Kalo si kakak IPA aku lebih milih IPS, aku tau sih kalo pada awalnya si mama bakal nggak suka aku milih jurusan IPS. Karena menurut mama, jurusan anak-anak pinter ya jurusan IPA. Tapi aku udah lelah jadi tukang copy kakak, walaupun sebenernya bisa masuk ke IPA. Aku tetep pilih masuk ke IPS. Dan pada akhirnya aku juga tau kalo IPA memang bukan minat aku. Hehe.
Begitupun saat kuliah, aku pengen banget jadi penulis dan masuk ke jurusan bahasa. Tapi balik lagi kalo ama nggak setuju. Akupun akhirnya milih beberapa jurusan yang keliatannya 'bonafit' pas seleksi PTN dulu. Eh bener kan nggak masuk akhirnya.. Akhirnya akupun kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di jurusan pilihan aku, alhamdulillah mama akhinya ngedukung keputusan aku saat itu.. :')
Mudah sekali ya jaman dulu melabeli anak-anak yang nggak pinter. Pokoknya yang nggak rangking itu ya nggak pinter, yang nggak masuk SMP atau SMA favorit itu nggak pinter dan yang nggak masuk PTN juga nggak pinter. PAdahal mungkin ya ada anak yang memang nggak pinter di akademik tapi pinter di non akademiknya. PAra atlet yang mendapatkan medali emas di beragam kejuaraan itu, belum tetu kan pinter matematika dan IPA-nya?
Alhamdulillah banget nih, kemarin aku diundang ke suatu acara seminar bareng Clozette dan Parenting Club.
Clozetters Gathering with Wyeth Parenting Club saat itu bertempat di Gastromaquia. Dengan dekor ruangan bernuansa putih keemasan, Clozetters Gathering with Wyeth Parenting Club juga dihadiri oleh sekitar 20 moms lainnya yang nggak sabar mau meng-upgrade ilmu parentingnya.
Dengan tema "Peran orang tua dalam menstimulasi sinergi kepintaran akal, fisik, sosial agar si kecil pintarnya beda" mengundang 2 pembicara yaitu psikolog Rosdiana Setianingrum dan Herfiza, seorang artis dan ibu dari 2 orang anak. Sesudah sapaan pembuka dari MC kece, mbak Rosdiana selaku psikolog pun langsung memulai perbincangan kita siang itu.
Dengan tema "Peran orang tua dalam menstimulasi sinergi kepintaran akal, fisik, sosial agar si kecil pintarnya beda" mengundang 2 pembicara yaitu psikolog Rosdiana Setianingrum dan Herfiza, seorang artis dan ibu dari 2 orang anak. Sesudah sapaan pembuka dari MC kece, mbak Rosdiana selaku psikolog pun langsung memulai perbincangan kita siang itu.
Sesuai dengan yang udah aku omongin diatas, event kali ini ngobrolin tentang kepintaran yang berbeda dari setiap anak. Ternyata bener loh, kepintaran setiap anak itu bukan cuma kepintaran akademis aja. Mbak Rosdiana pun mejelaskan 8 kepintaran anak yang bersinergi dengan Akal, Fisik dan Sosialnya. Aku jelaskan lebih lanjut lewat infografis di bawah ini ya..
Tuh bener kan kepintaran anak secara akademis biasanya ditunjukan oleh number smart dan word smart aja ya. Sedangkan si number smart dan word smart ini cuma 2 kepintaran aja dari 8 kepintaran lain. Berarti masih ada 6 kepintaran lain yang ada pada anak-anak kita. Gimana sih kita sebagai orangtua mendukung atau memaksimalkan 8 kepintaran tersebut? Mbak Rosdiana pun membagikan beberapa tips tentang "Peran Orangtua Agar si Kecil Pintarnya Beda" kepada kita semua para moms yang hadir siang itu.
Ada 5 hal utama yang harus orangtua perhatikan dalam mendukung kepintaran anak. 1) Berikan stimulasi yang sesuai dengan usia anak. Seperti contohnya, anak umur 1-3 tahun nggak perlu tuh menghapalkan angka dan huruf. Karena masa-masa mereka merupakan masa-masa bermain, sebaiknya kita sebagai orangtua hanya mengenalkan angka dan huruf secara fun aja kepada anak-anak kita diusia 1-3 tahun. 2) Diberikan secara konsisten. Stimulasi yang kita berikan juga harus diberikan secara konsisten. MIsalnya, jika kita ingin membuat anak-anak kita menjadi anak-anak yang suka membaca, maka sejak mereka kecil kita sebagai orangtua juga harus secara konsisten mengenalkan buku bacaan kepada mereka. Bisa juga degan membacakan buku cerita setiap malam sebelum mereka tidur kan?
3) Disesuaikan dengan kemampuan anak. Seperti yang aku bilang di poin pertama tadi ya, tentang usia dan belajar mengenal angka dan huruf. Memberikan stimulasi juga harus disesuaikan dengan kemampuan anak-anak kita. 4) Disesuaikan juga dengan minat anak. Misalnya si anak keliatan nih suka banget menggambar, kita sebagai orangtua harus siap memberikan pensil warna,= dan kertas maupun buku gambar untuk mendukung minat mereka. 5) Mengembangkan semua area perkembangan anak seperti fisik, akal dan sosial. Karena 8 kepintaran anak tersebar dalam sinergi fisik, akal dan sosialnya oleh karena itu kita harus mengembangkan ke-8 kepintaran itu. Dengan memberikan stimulasi yang berbeda-beda juga ya pastinya.
Mbak Rosdiana juga mengajarkan kita untuk memberikan Stimulasi otak dengan pola asuh yang tepat. Dengan Cinta dan perhatian, apresiasi, perhatian, ketertarikan dan lingkungan yang penyayang serta dukungan penuh kasih sayang dari sekelilingnya. Kelak anak-anak akan memiliki ingatan yang lebih baik, dapat berpikir lebih efisian dengan penyelesaian masalah yang baik, tingkah laku yang lebih baik, serta kemampuan belajar yang lebih baik. Berikan juga sarapan dan makanan yang bergizi. Karena sarapan amat penting untuk asupan nutrisi anak, dan sebaiknya sarapan diberikan sebelum jam 10 pagi. Karena dengan sarapan, anak-anak dapat meningkatkan kemampuan belajarnya, memiliki pengertian yang lebih baik, memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik, memiliki kemampuan mengingat spasial yang baik dan meningkatkan kemampuan berpikir logisnya.
Kemudian berikan stimulasi otak lewat olahraga. Karena anak yang obesitas itu biasanya adalah anak yang banyak makan namun cenderung nggak mau bergerak. Oleh karena itu olahraga juga penting untuk anak-anak kita ya mam. Bisa dengan mengikutsertakan anak-anak ke club gym anak-anak maupun mengikutkan mereka ke les menari, les renang maupun les balet. Karena kelak, dari olahraga tersebut anak-anak akan belajar sportifitas, teamwork, kerja keras, fokus dan percaya diri.
Selanjutnya anak-anak harus cukup tidur. Yang paling penting adalah tidur malam ya mam, anak-anak harus tidur minimal 8 jam semalam. Kalo tidur siang gimana? Tidur siang sebenernya cukup untuk istirahat aja ya, karena yang lebih penting adalah tidur malam. PAda saat tidur malam, sel-sel yang rusak pada tubuh anak, akan memeperbaiki dirinya sendiri. Tidur malam yang cukup juga membuat emosi anak lebih terkontrol, membuat hasil belajar yang lebih baik dan membuat perilaku mereka lebih terkontrol.
Selanjutnya adalah Creative Play. Menurut mbak Rosiana, permainanan terbaik untuk anak-anak adalah role play dan free play. Seperti permainan masak-masakan dan dokter-dokteran. Permainana seacam itu akan megajarkan mereka bersosialisasi dan mengajarkan mereka banyak hal lainnya. Yang terakhir adalah Budaya dan seni, jangan lupa untuk memberikan stimulasi seperti alat gambar dan alat musik untuk anak-anak, serta ajak mereka berjalan-jalan ke museum ya mam, jangan ke mall terus. Hehe.
Yang terakhir mbak Rosdiana memberikan hal-hal yang harus diprhatikan orangtua dalam memberikan stimulasi. 1) Orangtua harus memainkan peranan yang sama besar. Dalam memberikan stimulasi, usahakan bagi tugas yang sama rata ya antara papa dan mama, agar anak-anak tau bahwa papa dan mamanya menyanyangi mereka sama besar. 2) Jalankan hobi masing-masing dan tunjukkan pada anak. Mungkin sama juga dengan memberikan pengenalan anak kehobi mama dan papanya ya. Misalnya, si papa hobi main basket, si anak bisa juga kan dibawa ke lapangan basket untuk liat papanya main basket. Atau mama yang hobi masak, si anak juga bisa loh mah diajak turut serta dalam kegiatan masaknya mama.
3) Satu Visi. Ini juga yang penting ya dalam memberikan stimulasi, orangtua harus punya visi yang sama dulu di awal agar kelak nggak ada percek-cokan di tengah jalan ya. Hehe. 4) Akur. Tuh, jangan sampe ya berantem di depan anak apalagi gara-gara anak. Karena kelak itu akan menjadi memori buruk untuk mereka. 5) Hindari good cop & bad cop, misalnya, habis dimarahi papa terus mamanya langsung belain anaknya, ada baiknya mama dan papa 1 pendapat dulu ya kalo mau menegur anak-anak. Kalo papa marah dan mama belain, nanti anak-anak malah bisa jadi anak yang manipulatif loh mam. Misalnya "Ah biarin aja nakal, dimarahin papa, nanti juga dibelain mama" Gawat kan ya kalo begitu? Dan yang paling penting untuk diingat adalah kelima hal diatas harus dilakukan secara konsisten dan sejak dini.
Selanjutnya, Moya panggilan sayangnya anak-anak kepada Herfiza, juga membagikan tips parentingnya. Menurut Moya, ia selalu membiasakan untuk 1 suara dengan suami terkait hal-hal yang berhubungan dengan anak-anak. Dan yang utama adalah disiplin, moya mengajarkan anak-anak untuk disipilin sejak kecil agar kelak mereka terbiasa disiplin juga saat mereka besar nanti. Wah kece banget ya istri dari Ricky Harun ini.
Nggak terasa udah 2 jam kita ngobrol-ngobrol seputar parenting. Alhamdulillah aku jadi dapet banyak ilmu baru untuk diaplikasikan ke anak-anak dirumah. Jadi orangtua itu memang nggak ada sekolahnya ya, jadi seminar parenting seperti Clozetters GAthering with Wyeth Parenting Club ini berguna banget untuk aku. Untuk para mama-mama lain yang ingin mendapatkan lebih banyak ilmu lagi seputar parenting, bisa langsung ke Wyeth Parenting Club ya.
credit photo: Dessy Yusnita |
Alhamdulillah ya mba bisa hadir di acara gathering yang bisa menambah wawasan untuk perkembangan anak :)
BalasHapusGathering yang berisi banget. Aplicable materinya.
BalasHapusBeruntung mba bisa hadir acaranya keren, materinya juga keren. penting banget sebagai ortu dapetin materi parenting kek gini terasa sekali sama aku dan kakaku dulu ortu memang selalu membandingkan hingga akhirnya terjadi kecemburuan.
BalasHapusInfografisnya keren mba....btw skr aku jg ga nuntut naeema pintar akademik. Tapi yg penting dia punya life skill yang baik untuk hidupnya dia kelak. Lebih ke kematangan pribadi
BalasHapusKayaknya Glow ada semuanya nih,, pantes aja aktif banget hihihi
BalasHapuswaaaw ini ilmu baru nih dalam hal memahami anak sekaligus materi buat bisa mendidik anak menjadi lebih baik ^^
BalasHapusBener juga... Tidak semua anak yang pinter di akademik. Jika lihat faktanya memang banyak...
BalasHapusSebenernya sekarang juga masih banyak yang beranggapan pinter = berprestasi akademik. Ekstremnya lagi, pinter = prestasi di bidang eksak.
BalasHapusKayak bbrp minggu lalu, nih. Waktu tau aku daftarin anak sulungku ke SMA lewat jalur prestasi (lomba menulis), banyak yang menatap heran, "Lomba nulis? Hahaha... Apaan tuh?"
Begitulah :D