Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menjadi Ecomom dan di apresiasi. Ini yang saya lakukan!


Menjadi ibu yang baik dan selalu berusaha memberi yang terbaik untuk keluarga. Setelah menjadi ibu, pernah kepikiran gak kalau kita akan di apresiasi oleh anak kita? Terlebih anak kita masih kecil? Sekedar Ia memberikan gambar yang Ia buat sendiri dan bertuliskan “I love you, Mom!” Bangga, karena Ia bisa mengekspresikan perasaanya melalui gambar yang Ia buat untuk saya. Bangga, karena Ia sudah mampu mengapresiasi orang lain atau saya sebagai Ibunya. Bangga, karena Ia punya inisiatif untuk memberikan hadiah kecil di momen hari Ibu ini. Tapi ini membuat saya berpikir juga, Mengapa si kecil bisa seperti itu di momen hari ibu kemarin. Dan kalau melihat kebelakang, mungkin hal-hal yang saya lakukan juga berdampak pada sikapnya. Beberapa hal yang saya lakukan dan mungkin berdampak pada sikapnya adalah:

1. Menemaninya bermain ataupun belajar


Hal yang sebenarnya simple banget, menemani Ia bermain ataupun belajar. Tapi ini pun sebenarnya butuh usaha. Karena sebagai ibu yang juga bekerja, gak mudah mengatur waktu untuk menemaninya bermain ataupun belajar. Namun saya bisa menyiasatinya dengan menemaninya belajar di malam hari, sehabis saya pulang dari kantor dan mengajaknya bermain saat akhir pekan ataupun saat libur tiba. Memang tidak banyak waktu yang dihabiskan, namun waktu yang diluangkan cukup berkualitas

2. Melatih kreatifitasnya sejak kecil


Melatih kreatifitas disini banyak bentuknya. Biasanya saya menemani Ia menggambar, mewarnai, atau mengajaknya mengkreasikan makanan. Saat hari libur atau akhir pekan tiba, selain bermain bersama, saya biasanya juga menemani si kecil menggambar atau mewarnai. Terbiasa saya temani saat menggambar bukan berarti saat menggambar harus ada saya. Bukti nyatanya ketika Ia memberi saya gambar bertuliskan “I Love you, Mom!” saat momen hari ibu. Kadang saya juga mengajaknya mengkreasikan makanan. Biasanya saya mengajaknya membuat bento, yang nantinya Ia bisa hias sendiri tapi gak jarang juga bikin kreasi makanan lainnya sehabis baca ide-ide menarik di internet. Kalau membuat bento ini sendiri, selain melatih kreatifitasnya, ini juga membuat Ia lahap memakan makanan yang kami buat.

3. Memberinya makanan yang sehat dan bergizi


Memberikan makanan yang sehat berarti kita juga harus memperhatikan bahan makanan yang akan kita olah menjadi masakan. Sebagai Ibu yang juga bekerja, saya tidak mungkin setiap hari membeli bahan makanan. Biasanya saya membeli bahan makanan setiap seminggu atau dua minggu sekali, kemudian saya simpan di lemari es. Kalau beberapa Ibu takut menyimpan makanan di lemari es karena dapat menyebabkan kerusakan pada bahan makanan, saya tidak begitu. Saya biasa menyimpan makanan di lemari es milik saya dengan tenang karena memiliki fitur kontrol kelembapan yang dapat menjaga sayuran saya di kondisi terbaik. Ataupun saat menyimpan daging, ayam dan ikan sekalipun, Fitur prime fresh pada lemari es Panasonic saya mampu membekukan sekitar -3°C sehingga yang dibekukan hanya permukaanya saja. Pembekuan makanan dengan cara inilah yang akan menjaga bahan makanan kita dalam kondisi terbaiknya. Dengan memiliki bahan makanan yang baik dan fresh, tentunya saya dapat memberikan makanan yang sehat dan bergizi untuk anak saya 

4. Mengajarkannya mencintai lingkungan


Mencintai lingkungan yang saya ajarkan pada si kecil mulai dari hal-hal simple yang biasa kita lakukan. Mulai dari mencintai lingkungan dengan menghemat energi ataupun menghemat air. Untuk menghemat air, biasanya saya ajarkan saat Ia memperhatikan saya mencuci pakaian. Atau terkadang Ia membantu sekaligus bertanya-tanya tentang mencuci kepada saya. Pertanyaan sederhana yang kadang Ia tanyakan, “kenapa air yang saya gunakan terlihat lebih sedikit jika dibanding dengan air yang digunakan tante-nya saat mencuci?” Langsung jawab saja, karena cara mencucinya berbeda. Didukung dengan mesin cuci Panasonic yang memiliki teknologi econavi, saya bisa menghemat air, menghemat waktu dan menghemat energy pastinya. Jadi saat menggunakan cara yang berbeda, hasilnya pun berbeda.

5. Mengajarkannya mengepresiasi orang lain


Sesederhana mengucapkan terimakasih saat diberi bantuan oleh orang lain. Saya belajar bahwa sebenarnya orang lain akan senang jika kita apresiasi. Begitupun saat saya di apresiasi si kecil, saat Ia menulis “I Love You, Mom!” di gambarnya. Ia membuat saya senang dan terharu, saat itu. Yang kemudian saya balas dengan ucapan terimakasih dan peluk untuknya.

Beberapa hal yang saya sebutkan diatas yang saya sudah ajarkan pada si kecil. Saya rasa ini cukup berdampak pada sikap dan kepribadiannya. Saya percaya, hal-hal yang saya (sebagai Ibu) ajarkan akan berdampak besar pada si kecil di masa depannya. Menjadi Ibu yang baik, Menjadi smart mom, Berarti saya menjadi Ecomom. Yang pasti, saya akan terus memberikan yang terbaik untuknya. Bukan terbaik untuk saat ini saja, tapi terbaik untuk masa yang akan datang juga.

Thanks child, you made me as a good mom, you made me an ecomom!
Bu-ibuuuu, apa yang kalian ajarkan ke anak kalian dan sangat berpengaruh pada sikap serta kepribadiannya sekarang? Sharing-sharing dooong!

10 komentar untuk "Menjadi Ecomom dan di apresiasi. Ini yang saya lakukan!"

  1. luar biasa mba dian. cara mba mendidik anak sangat baik sampai berdampak pada kepribadiannya.

    Kalau boleh bocorin cara didik orang tua saya dulu, beliau sangat memperhatikan sekali komunikasi antara saya dan sodara2 saya, beliau juga mengajarkan pada anak2nya agar hidup mandiri tidak selalu mengandalkan orang tua. dan sampai sekarang mungkin itu yang sangat saya rasakan dampaknya. hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah iya betul sekaliii, makasi sharingnya ya maaaas :D

      Hapus
  2. Mba adriana kyanya ibu yang baik ya, punya kebiasaan baik buat si kecil
    itu beda berapa tahun mba anaknya? lucu lucu ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ih alhamdulillaaaah :D Maaci amiii, cuma beda setahun ajaaaa. Eheheheee

      Hapus
  3. Saya mengajari anak saya cium tangan tiap hari. Sekarang kalau ketemu orang tua, dia rajin cium tangan.

    Ternyata ada anak lain yang tidak begitu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul mbak, semuanya tergantung bagaimana orangtua mendidik dan mencontohkannya ya..

      Hapus
  4. Diaaan aku klo mau ke sini klik di gugle blog adriana dian keluare andrea dian artezz itu hihih

    Being mom kliatannya seru ya, yang pas single atau blom ada bocah blom bisa ini itu, klo dah jd ibu keknya sda kewajiban tak tertulis dimana kita2 kudu telaten

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya yaaa, aku juga pernah googling nama sendiri. Yang keluar bukan aku. Hikssss. Hooh betuuul, tapi ga udah buru-buru jadi ibu mbul, masa-masa pacaran bareng suami ga akan keulang seumur hidup soalnyaaaa. hihihii

      Hapus
  5. Anak tentu senang dan jadinya dekat dengan orangtua bila orangtua dengan senang hati mau menemaninya ya, Mbak. Termasuk menemani dalam berkreasi, belajar, dan membangun sikap yang baik kepada diri, keluarga, dan orang lain.

    BalasHapus