Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kekuatan Pengubah Hati itu Bernama Kata-Kata



Beberapa waktu yang lalu aku membaca penggalan kalimat diatas dari sebuah status yang dishare di Facebook oleh salah seorang teman. Status yang menarik sekali untuk aku yang sejak kecil memang memiliki cita-cita menjadi seorang penulis dan sekarang lagi giat-giatnya ngeblog. Si pemilik status menceritakan tentang buku diarynya yang sudah berjumlah lebih dari lima buah, yang jika ditotal jumlahnya 500 halaman.  



Menulis adalah sebuah proses

Menurut si pemilik status tersebut, menulis adalah sebuah proses kita untuk mengurai pikiran kita termasuk masalah-masalah yang sedang kita pikirkan. Menulis dapat membuat kita menjadi lebih waras karena masalah yang sedang kita pikirkan dapat diuraikan lewat tulisan kita. Berbeda dengan berbicara dengan orang lain, menulis itu seperti berbicara dengan diri sendiri. Mencari solusi dengan diri sendiri, karena bagaimanapun juga hanya diri kita sendirlah yang paling mengetahui pikiran kita.

Status diatas sama sekali nggak terkesan menggurui. Dibacanya menyenangkan karena dibahasakan secara ringan. Dan sudah dishare sebanyak 533 kali! Wow! Dengan jumlah share yang ratusan, tulisan tersebut sudah termasuk kategori viral.

Viral adalah sesuatu yang menyebar secara luas dan cepat di dunia maya.  Viral merupakan sesuatu yang diburu oleh para blogger, ya gimana nggak, sekalinya tulisan kita viral di sosial media manapun, bisa langsung menarik pundi-pundi rupiah ke blog kita yang pastinya lumayan banget untuk njajan-njajan. Akupun langsung penasaran sama pemilik status yang udah dishare oleh ratusan orang itu.

Afi adalah nama si pemilik status viral tersebut. Diliat dari fotonya, akupun langsung pengen manggil Afi ini Dek Afi. Karena ternyata memang Dek Afi ini baru berumur 18 tahun dan masih bersekolah di sebuah SMA di Banyuwangi. Cita-citanya simpel aja, dari beberapa statusnya dia berkata bahwa cita-cita kedepannya adalah segera menerbitkan sebuah buku. "Wah, memang penulis ternyata.." Kira-kira begitulah pikiran aku saat itu. Kemudian aku pun scrolling-scrolling timelinenya dan ngeliat jumlah share pada setiap statusnya.


Minimal itu masih dalam angka puluhan. Dan maksimal seperti yang bisa kamu liat diatas, bisa mencapai angka puluhan ribu share. Warbiasa banget kaaaannnnn! Ini nih statusnya yang sudah dishare sebanyak 34.000 kali.

You are what you eat

Di status tersebut, Afi memperdalam lagi makna kalimat 'You are what you eat' yang nggak cuma berlaku untuk urusan perut aja, tapi juga untuk urusan otak kita. Karena menurut Afi, apa yang otak kita 'makan' akan berpengaruh kepada pikiran dan perilaku kita sendiri. Dan membantu kita melihat lagi sebuah perbedaan. Karena memang ya, kalo aku lihat semenjak pilkada kemarin, agaknya masyarakat Indonesia mudah sekali terpecah belah oleh isu-isu yang menyebar luas. Isu-isu yang gampang sekali menyebar lewat sosial media.


Status Afi memang rata-rata cukup menyentil pembacanya. Dan ngebuat aku sendiri berpikir ulang tentang makna perbedaan yang akhir-akhir ini muncul di tengah-tengah masyarakat kita. Kalo kamu udah membaca status Afi yang dishare sebanyak 34.000 kali diatas, kamu bakal bertanya-tanya juga, bener nih anak SMA bisa menulis status sebijak ini? Kok rasa-rasanya Afi lebih bijak daripada gue yang umurnya udah mau 26 ini ya? 

Oh iya, selain status bijak mengenai hakikat menulis dan perbedaan-perbedaan yang terjadi pada masyarakat kita belakangan ini, Afi juga membuat banyak status lainnya yang tidak kalah menarik dan ngebuat aku jadi kecanduan ngebaca terus halaman facebooknya sampai selesai. Aku catat beberapa status Afi yang cukup nyentil, di bawah ini yaaa:

Tentang cinta anak SMA

Afi nggak cuma membahas masalah yang lagi ramai di masyarakat aja, tapi juga membahas tentang cinta. *tsailaaahh* Cinta-cinta anak SMA kalo yang aku bilang sih, karena rata-rata cerita cintanya masih tentang cinta yang bertepuk sebelah tangan. *eh bener nggak nih Afi? Hihii*  Tapi makna yang ditulis dalam status tentang cintanya, berasa bijak banget. 

Lewat status diatas, Afi menjelaskan bahwa gapapa kok punya cinta yang bertepuk sebelah tangan, karena memang setiap orang pasti punya kriteria yang berbeda dan kita nggak bisa memaksakan diri kita agar diterima oleh orang tersebut. 


"Sometimes, the heart needs time to accept what you mind already understands" Tuh, kira-kira begitulah yang dikatakan Afi tentang one-sided love. Sakit hati itu akan berlalu, seiring berjalannya waktu~ Duh Afi, kalo semua ABG sebijak kamu dalam menyakiti sebuah hati yang patah, nggak akan ada ya kayanya video nangis-nangis di youtube setelah diputusin pacarnyaaa😅

Tentang menyakiti seseorang

Untuk kamu yang pernah menyakiti sesorang dan kadang bertanya "kenapa sih tu orang belom maafin gue? Padahal gue sekarang udah berubah loh." Ada baiknya membaca sejenak status Dek Afi diatas. Karena setelah membaca status Afi diatas, aku langsung mikir "Pantes ya orang tuh, susah banget maafin orang lain.." Ternyata pikiran kita memang bisa melakukan apapun kepada kita dan orang lain ya..


Tentang dunia pendidikan

Status facebook yang ditulis oleh Afi diatas merupakan sebuah pendapat jujur dari seorang pelajar SMA yang mengkhawatirkan dampak diagung-agungkannya nilai di sistem pendidikan kita. Siapa sih yang jaman sekolah dulu suka mikir, "Nih rumus-rumus matematika yang njlimet ini bakal dipake untuk apa sih di kehidupan masa depan gue?" Afi mengharapkan agar sistem pendidikan kita lebih menghargai sebuah proses dibandingkan dengan hasil yang berupa angka. Karena biar bagaimanapun juga, sesungguhnya proses itulah yang membentuk kepribadian kita.  


Aku suka sekali dengan pandangan Afi yang dituliskan lewat status Facebooknya diatas. Semoga kelak tulisan tersebut akan sampai di tangan yang tepat ya, menyenangkan pasti ya jika sistem pendidikan di negeri kita lebih menghargai sebuah proses dibandingkan angka-angka sebagai hasil dari pembelajaran seorang murid.

Tentang menulis untuk berbagi

Sebenarnya apa sih yang mendasari Afi menulis status di profil Facebooknya? Lewat status yang ia tuliskan diatas, Afi mengatakan bahwa tujuan utamanya dari menulis adalah murni untuk berbagi. Dan agar tulisannya berguna untuk banyak orang, dibanding jika ia menyimpan sendiri tulisannya di buku hariannya. 


Dilihat dari betapa banyaknya tanggapan, komentar dan share pada status-status yang ditulis oleh Afi, menyadarkan aku bahwa kata-kata ternyata memiliki kekuatan yang begitu besar. Untuk aku sendiri, beberapa status yang ditulis oleh Afi terasa menyentil hati dan sukses mengubah perspektif sudut pandang aku dalam beberapa masalah.

Terima kasih kepada Afi, sudah berkenan membagikan pikiran kepada semua pembaca lewat halaman Facebooknya. Keliatannya memang remeh sekali ya, sebuah status Facebook itu. Namun jika diisi dengan kata-kata yang tepat dari pikiran-pikiran yang cerdas tentu saja akan bermanfaat besar sekali kepada para pembacanya. Bahkan bisa sampai mengubah hati seorang pembaca, nggak tertutup kemungkinan banyak pembaca yang mau berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi setelah membaca tulisan-tulisan Afi yang menyentil ini kan? 

Untuk teman-teman yang mau membaca tulisan-tulisan Afi yang cerdas namun nggak berkesan menggurui bisa langsung mampir aja di halaman facebooknya Afi Nihaya Faradisa.

Untuk Adriana Dian's Blog

Apa yang Afi lakukan sekarang yaitu menulis di status Facebooknya, mengingatkan aku pada beberapa tahun lalu saat menulis blog masih murni ajang curhat dan menulis untuk diri sendiri. Iya, diri sendiri. Karena saat itu aku yakin nggak akan ada yang mampir ke blog aku, jadi menulis di blog pun terasa seperti menulis didiary pribadi. 

Semenjak masuk ke dalam grup blogger dan mulai membagikan link tulisan blog disana, aku jadi ngerasain sesuatu yang beda. Beberapa teman blogger mampir ke tulisan-tulisan di blog ini untuk berkomentar dan menyapa. Yang selanjutnya mulai ngebuat aku berpikir, ini bener nih nulis di blog mau sekedar jadi ajang curhat atau catatan untuk diri sendiri aja? Kenapa nggak mulai mencoba menulis untuk menyebarkan manfaat kepada orang lain?

Sama seperti pemkiran Afi di atas yang mulai membagikan tulisannya secara luas agar lebih mudah terbaca dan bermanfaat bagi orang lain. Aku pun juga berpikir kurang lebih sama seperti Afi. Akupun nyoba untuk mengubah beberapa gaya bercerita aku, supaya nggak semuanya bercerita tentang aku. Tapi juga bercerita dari sudut pandang pembaca, agar mereka lebih mengerti apa yang aku tuliskan, dan agar pesan yang aku kirimkan lebih mudah tersampaikan.

Kaya misalnya dulu aku cuma cerita tentang pengalaman menyapih abang dalam banyak paragraf, dan sekarang aku mencoba untuk menulis dalam tema yang berbeda dalam poin-poin yang berisi langkah-langkah menyapih anak yang aku dapatkan dari pengalaman aku sendiri. Setelah mempublish tulisan di blog, aku langsung membagikannya di beberapa forum blogger di Facebook agar bermanfaat untuk orang yang membutuhkan informasi tersebut.

Selain mencoba mengubah gaya penulisan, tentunya aku juga membutuhkan jaringan internet yang mumpuni untuk "membagi" tulisan aku tersebut. Tanpa jaringan internet yang mumpuni seperti jaringan 4G LTE dari XL, mungkin aku nggak akan bisa membaca status-statusnya Afi dan mendapatkannya banyak manfaat baik lainnya dari internet serta membagikan manfaat lewat tulisan-tulisan yang aku tulis di blog.

Tulisan Afi yang ditulis secara polos, jujur dan cerdas sebenarnya juga sudah menginspirasi aku sendiri supaaya bisa menulis lebih baik lagi dan menyebarkan banyak manfaat lewat tulisan yang aku bagi di blog ini. Aku mendapatkan manfaat dari keberagaman pnulisan yang aku baca di berbagai sumber tulisan di internet. Semoga tulisan tulisan yang aku tulis bisa menjadi salah satu tulisan yang menginsopirasi orang lain suatu saat nanti ya.

Kalo kamu, manfaat apa yang sudah kamu ambil dari keberagaman informasi yang didapat dari internet 4G LTE kamu? Cerita-cerita di kolom komen yaaaa💗




36 komentar untuk "Kekuatan Pengubah Hati itu Bernama Kata-Kata"

  1. Ayo belajar menulis... menulis pakai hati.. biar yang baca ikut memahami... hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyes setuju, menulisnya harus pake hati juga ya mak Miirr <3

      Hapus
  2. Senang bisa mengenal mu Adriana Dian, memang untuk kelancaran akses internet di butuhkan Internet 4GLTE,agar ga emisi menghadapi jaringan yang super lola. Harus pilih provider yang tepat ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyak betul banget maaaak. Makaci sudah mampir kesini ya maaak <3

      Hapus
  3. Iya ya mak, bener statusnya anak sma tuh? Gilee, statusnya kelas2 berat :D emang udah dari sananya bakat nulis ya Afi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaaa, setiap statusnya nendang bengeeeet. Kalo emang udah bakat nulis dari lahir mah beda ya maaak. Hihihiii

      Hapus
  4. ow tak kirain pure loh mba ngebahas neng Afi xixixi ternyata ikutan LOMBA KEB xixixi..
    umur 18th dengan tulisan bijak rasane aku malu yg ga bisa sebijak itu tp aku yakin masing2 kita punya ciri khas tersendiri untuk bisa berbagi ke org lain. Klo aku sih be your self n better everyday :)
    gudluck mba lombanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul ya mak, setiap orang pasti punya ciri khas tulisan masing-masing yaaaaa. Makaci mak Herva <3

      Hapus
  5. Wow, banyak banget yang ngeshare :D
    Masih muda banget yaaaaa msh rok abu2 :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaaa, masih abegeh tapi tulisannya bijak bijak sekaliiii

      Hapus
  6. solusi terbik datang dari siri sendiri, ungkapan yang bikin aku lebih mengerti kalo gak ada orang lain byang bisa mengerti selain diri sendiri :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget amiiii. Jangan berenti nulis yaaaaa

      Hapus
  7. saya ingat ada murid yang kalau nulis status yang ngelike ratusan. Katanya sih bukan semua temannya. Kalau anak muda emang lebih mudah viral katanya.
    Tapi, Afi bukan cuma anak muda, di dalam tulisannya juga punya energi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul banget mak, hasil likenya bukan cm dari temen-temennya aja, tapi emang dari pembaca yang suka sama tulisannya yaaa

      Hapus
  8. aku belum tau soal afi, jadi penisirin mak

    iyya iyyaa bijak kalimatnya, atuhlah aku ini mamak2 suka nyetatus remeh temeh urusan pengin punya alis lahh ... pegimana lah caranya biar bijak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ndak usalah kita berpura-pura bijak mak. Kek mana itu nanti, kalo ngomongin lamtur langsung hilang bijaknya kitaaa x)

      Hapus
  9. Dia pasti anak jenius, kelak sepertinya bakal jadi pemikir yang banyak menghasilkan karya karya bermanfaaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa, calon motivator masa depan ya mas.. Hehee

      Hapus
  10. saya langsung kepoin profil facebooknya kok bisa keren banget gitu

    BalasHapus
  11. Teringat dulu kakak adik penulis satu keluarga: Sherin, Queen, dan Jea. Seringkali orang ber-tanya2, "Apa iya anak2 gitu bisa bikin novel sebegitu produktifnya?" Wajar kalau ada yg tanya begitu, karena dia sendiri merupakan bangkotan tak berdaya :D Anak2, apalagi remaja yg bijak, yg postingannya berisi, memang tergantung dari lingkungan dan asupan buku atau info yg mereka dapat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul banget ya miss. bisa jadi mungkin memang dari keluarga udah mendidik afi mencintai buku sejak kecil ya.. Makanya sekaranng afi di usianya yang masih belia ini, bisa ngebuat tulisan yang menggugah hati banyak orang ya..

      Hapus
  12. Ih kerennn ya... baru tau tempo hari suami sempat cerita tentang anak SMA yang mencoba tidak memegang gadget sama sekali selama 10 hari, dan dia mendapat banyak hikmah. Ini toh ternyata yang dibicarakan suami. Lalu saya dan suami pengen nyoba ikutin jejaknya, ternyata susah. Apalagi suami dengan alasan nanti orang kantor bisa marah2 kalo ga bisa hubungin. Yah, sejak ada gadget tanpa kita sadari privasi kita sering terganggu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihihiii. iya pasti beda ya mak guna gadget untuk anak SMA dan untuk yang sudah bekerja.. Hehee. Wah ternyata tulisannya Afi memang sudah menyebar kemana-mana ya..

      Hapus
  13. Kata memang sangat menentukan keberagaman, dengan kata yang kuanggap benar, belum tentu benar untuk banyak orang. Hiks, salut sama Afi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kata-kata yang dipilih Afi memang luar biasa yaaa

      Hapus
  14. Kritis banget ya si adek afi ini..besok klo gedean dikit..jadi apa yaa..? *habis pinter, jd penasaran

    BalasHapus
    Balasan
    1. bisa jadi motivator kondang kali ya maaak :D

      Hapus
  15. Saya baru tahu tentang afi ini, penasaran deh jadinya mba

    BalasHapus
  16. beberapa kali aku juga pernah baca statusnya mbak. wise banget emang,

    BalasHapus
    Balasan
    1. hooh luar biasa bijak banget memang untuk anak seumuran Afi ini..

      Hapus
  17. Langsung cek profilenya di Fb dan yang follow uda banyak banget, mba ini bener - bener berbakat ya :)

    BalasHapus
  18. baru tahu ada siswa sebijak afi, keren bisa dijadikan model untuk siswa lain ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul harusnya bisa dijadikan panutan ya mbak.. Hehee

      Hapus