Let Me Be Your Inspiration - Cerpen Cosmogirl! Januari 2013
Joan mengendap-endap di depan ruang Cheers. Perlahan dia
menempelkan kupingnya di depan pintu untuk mencuri dengar. Terdengarlah
suara-suara khas cewek-cewek yang sedang mengobrol heboh di dalamnya. Joan pun
melengkungkan senyumnya, bersiap mengagetkan ketiga sahabatnya yang ia
tahu pasti berada di dalam ruangan itu. Sampai akhirnya ia mendengarkan suara
khas Anne yang biasanya ceria mendadak menjadi ketus.
"Lo serius mau nginep di tempat si norak itu?" kata
Anne dengan memberikan penekanan berlebihan pada kata "si norak".
"Iya sih, males juga ya kalo selama seminggu kedepan kita
bakal ngedengerin obrolannya dia tentang fashion. Dia mah cuma menang barang branded aja, tp stylenya parah abis." Bian tampak menanggapi kata-kata Anne
dengan nada yang juga ketus.
"Dia emang ngga pernah cocok sm geng kita, motto Glamorous
kan Let Us Be Your Inspiration. Gimana dia mau menginspirasi kalo style nya itu norak banget dan cuma
menang di barang branded
aja."Sambung Anne.
"Tapi lo serius enggak mau nginep di rumah Joan Ne? Tujuan
kita kan mau minjem barang-barang brandednya.
Kadang dia malah dengan begonya mau ngasi barang brandednya ke kita loh kalo dirayu-rayu dikit. Jangan titip pinjem
atau titip mintain ke kita ya nanti.. Ahahahaha" Bella pun tertawa yang
kemudian disusul oleh tawa Bian.
"Yaudah deh gue ikut. Demi barang-barang brandednya! Ahahahaha" Mereka
bertiga pun tertawa bersama, tanpa mengetahui bahwa Joan mencuri dengan di
depan pintu dengan hati yang hancur. Jadi selama dua tahun ini, persahabatan
mereka itu, palsu? Mendadak pintu ruangan itu ditarik dari dalam.Membuat Joan
jatuh ke lantai.
"Joan? Lo baik-baik aja kan? Lo belom lama kan di depan pintu?" Suara ketus Anne yang tadinya ketus, mendadak berubah menjadi ceria. Anne hendak memegang tangan Joan untuk membantunya berdiri, tetapi Joan segera menepis tangan itu dan berlari menjauhi mereka.
Hatinya hancur. Ia merasa telah dibohongi selama dua tahun
bersahabat dengan mereka, Glamorous.
Sekuat tenaga Joan menahan air matanya agar tak jatuh, ia terus berlari dengan
menundukkan kepala. Hingga akhirnya ia menabrak seseorang di depannya. Bruk!
"Aduh! Hei! Kalo lari liat-liat dong!" Bentak suara
itu. Sebuah suara yang sangat familier di telinga Joan. Joan pun menegakkan
kepalanya, Darren berdiri di depannya. Lelaki yang terkenal sebagai the most charming guy disekolahnya itu
kini tengah menatap marah padanya. Dan air mata yang sedari tadi Joan tahan pun
akhirnya tumpah di hadapan Darren. Joan pun tak mampu berkata-kata, ia pun
segera berlari menuju ke meja piket, sayup-sayup ia mendengarkan suara Darren
memanggilnya. Namun ia terus berlari menuju meja piket, meminta surat ijin
pulang dan segera meninggalkan sekolah itu.
*****
Dan disinilah Joan sekarang. Di
sebuah kamar dalam apartemen Kak Janis, the
one and only Joanna sister. Kamar bernuansa minimalis yang cukup luas itu,
terkesan sepi, sesepi hatinya saat ini. Ia pun tengah membereskan kopernya yang
sangat berantakan, kemudian menggantung seragam sekolah yang ia bawa
secara terburu-buru dari rumahnya tadi. Hingga terdengarlah ketukan di pintu
kamarnya, Kak Janis memanggilnya untuk makan malam.
Dimeja makan, Joan tampak enggan
memakan makan malamnya. Padahal Kak Janis spesial memasakkan pasta kepiting,
makanan kesukaan Joan.
"Jo, are you okay..?" Tanya
Kak Janis sembari memakan pastanya. "Enggak enak ya Jo pastanya? Apa
selama enam bulan kakak pindah dari rumah, makanan kesukaan kamu udah ganti
ya?"
"Emmm... Enak kok kak. Aku cuma
enggak begitu laper. Makasi ya kak udah mau nampung aku selama seminggu
kedepan.." Joan pun mencoba memakan makanannya lebih lahap lagi untuk
menghargai kakaknya.
"Kakak malah seneng banget Jo kamu nginep disini.
Lagipula kakak udah tawarin kamu nginep disini dari sebelum papa mama berangkat
kan? Tapi katanya, kamu mau dirumah aja ditemenin Glamorous. There's something wrong with Glamorous kah?"
Joan hanya menatap kakaknya dalam diam, lama. Hingga akhirnya ia membuka mulutnya dan menceritakan
semua hal yang terjadi tadi pagi, antara dia dan Glamorous. Janis mendengarkannya dengan penuh perhatian, hingga
Joan menyelesaikan ceritanya dengan mata yang berkaca-kaca.. “Aku payah yah
kak? Aku emang nggak cocok sama mereka…” Joan mengelap sedikit air mata yang
merembes keluar dari ujung matanya.
“Hmmm…
Don’t you know jo? Kakak pikir bukan
kamu yang nggak cocok sama mereka, tapi mereka yang nggak cocok sama kamu. Every people is unique with their own way.
Every people can be another one inspiration.”
“But I’m bad in fashion kak, like they said..”
“Hei, do you wanna try something bigger?
Sesuatu yang lebih besar dan penting dibanding fashion. Something that can touch your heart and make you see a real world..”
“What is that?” Tanya Joan yang mulai
penasaran.
“Besok
pagi-pagi kakak bangunin kamu ya.. Sekarang kamu tidur aja dulu.. Good night sweetheart…” Kak Janis segera
beranjak membereskan meja makan itu. Dan Joan pun segera beranjak ke kamarnya
dengan rasa penasaran yang melingkupinya.
*****
Keesokan paginya.
Mereka berdua
telah siap untuk berangkat. Joan yang sedari mengikuti kak janis di halaman
parkir apartemen, mendadak bingung, karena kakaknya buka berjalan ke arah
parkir mobil namun justru berbelok ke arah sebaliknya.
Hingga akhirnya
mereka berhenti di pojok tempat parkir itu, sebuah tempat penyewaan sepeda.
"Kalo naik mobil kita mesti puter balik, setengah jam. Jadi kita naik
sepeda aja ya. Kamu masih bisa naik sepeda kan?"
Belum sempat Joan
menjawab, kak Janis sudah mengeluarkan sebuah sepeda untuknya. Sebuah sepeda
lipat berwarna tosca, yang serasi dengan cardigannya. Manis sekali. Niat joan
yang tadinya ingin menolak, seketika luluh ketika melihat sepeda itu. Ia pun
segera menaiki sepedanya. Janis sempat kaget melihat adiknya tidak protes,
namun kemudian ia tersenyum. "Let's
go lil' sis.." Kemudian mereka berdua pun menggoes sepedanya dengan
bersemangat.
Setelah
menyusuri banyak jalan-jalan kecil. Tibalah mereka disebuah bangunan sederhana,
dengan plang besar di depannya “Panti Asuhan Al-Ikhlas”. Sebuah spanduk besar
juga tengah dipasang di depan pintu masuk panti “Bakti Sosial Youthcare
Foundation”. “Masuk yuk..” Ajak Kak Janis.
Bagian dalam panti
asuhan itu ternyata tak lebih baik dari bagian luarnya. Tetapi dengan tawa para
anak-anak panti yang menghiasi tempat itu, panti ini terasa sedikit menenangkan
hatinya. “Hari ini Youthcare ngadain baksos disini Jo. Kamu bantu-bantuin ya?
Kebetulan di bagian dekor masih kurang orang. Kita mau buat pertunjukkan
boneka.” Kak Janis pun menariknya ke samping panggung kecil yang tampak masih
berantakan itu, Kemudian Kak Janis tampak mengedarkan pandangannya ke seluruh
ruang. “Nah, itu dia koordinator Dekor. Darren!” Darren? Joan kaget mendengar
nama itu. Nama yang sungguh tak asing di kuping dan pikirannya.
- Bersambung -
Cerpen ini adalah cerpen pertama aku yang berhasil dimuat di Cosmogirll edisi Januari 2013. Cerpen ini aku bagi jadi dua postingan biar nggak terlalu panjang dan keliatan membosankan. Hehe.
Selamat membaca dan terima kasih yaaa untuk yang udah baca :)
Wassalam.
Wah bisa nulis cerpen juga toh.. keren euy.. di tunggu karya terbarunya ya... ^_^
BalasHapusMakasyi Mak Mirnaaa. Belom tau nih kapan karya terbarunya muncul Mak, lagi nyari-nyari yang mau nerbitinnya niiih. Wehehehee
HapusAsik euy cerpennya, sambungannya kemana mak? Ayo mak nulis fiksi lagi yang banyak.. Jaman SMP aku juga suka banyak ide cerpen, tapi pas nuanginnya itu kok males ya, di bagian kalimat percakapan terutama, hehe.. Ahirnya ga oernah nulis deh :p dan emang ga punya bayangan bakal suka nulis juga sih dari dulu, kecuali buku diary hihihi
BalasHapus